bukan panic buying

Bukan Panic Buying yang Anda Lakukan

Belakangan ini banyak orang yang melakukan panic buying di tengah kondisi pandemi. Padahal, bukan panic buying yang Anda lakukan.

Teman-teman, dalam perencanaan keuangan, pengaturan bujet (budgeting) dan pencatatan pengeluaran itu perlu.

Terlebih di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat wabah COVID-19 ini, Anda akan lebih merasakan efeknya.

Jika sudah terbiasa melakukan budgeting, Anda akan tahu berapa dana yang perlu dianggarkan untuk belanja keperluan harian dan makanan dalam sebulan.

Misalkan tiap-tiap bulan, anggaran kebutuhan rumah tangga Anda memerlukan biaya Rp3 juta (termasuk perlengkapan mandi, bahan makanan, dan lain-lain).

Dalam kondisi normal atau tidak ada wabah, biasanya Anda belanja tiap minggu supaya sekalian ada alasan untuk ke mal atau jalan-jalan.

Nah, untuk kondisi sekarang ini, agenda belanjanya cukup 1-2x saja sebulan dengan tetap memakai bujet yang sudah dianggarkan.

Jadi bukan berbelanja karena panik, tetapi berbelanja supaya tidak sering-sering keluar rumah supaya kampanye #dirumahaja berhasil terlaksana dengan baik.

Belanjanya juga jangan kalap, gunakan catatan anggaran dari bulan sebelumnya.

bukan panic buying

Anda harus menyesuaikan dengan anggaran untuk sebulan, biasanya butuh berapa kilogram beras, berapa liter minyak, hingga kebutuhan tabung gas.

Lalu, berapa buah galon air, berapa bungkus teh, berapa gram kopi, kuantitas sabun, berapa botol sampo, berapa dus susu, dan berapa pak popok yang Anda perlukan.

Kalau budgeting sudah sering dilakukan, saat sekarang Anda sudah tidak kebingungan lagi mengenai kebutuhan barang yang harus dibeli. Tidak ada ceritanya Anda melakukan panic buying.

Mau berbelanja untuk persediaan dua bulan juga tidak apa-apa. Karena Anda tahu, berapa jumlah kebutuhan keluarga.

Yang salah adalah Anda datang ke swalayan, mengambil sebanyak-banyaknya barang hanya karena takut kehabisan.

Ini artinya menumpuk barang tanpa kesiapan dan rencana, seperti mengumpulkan uang banyak-banyak tapi tidak tahu buat apa.

Bukan Panic Buying Asal Paham Prinsip Perencanaan Keuangan

Jadi kembali ke prinsip dasar perencanaan keuangan, buat apa? Tujuannya apa? Butuhnya berapa banyak? Untuk kapan dan berapa lama? Aplikasikan ke kondisi sekarang.

Ketika kita sudah melakukan belanja untuk dua bulan, lalu ternyata dalam satu bulan wabah ini sudah bisa dikendalikan,

Pada bulan ke-2 tidak ada belanja bulanan lagi, ya. Karena bujetnya sudah dipakai pada bulan pertama. Jangan lupa dibuat budgeting dan pencatatannya.

bukan panic buying

Selain itu, untuk saat ini sebaiknya Anda berhemat di semua lini, di antaranya:

  • Jangan kemana-mana kalau tidak sangat diperlukan sehingga bujet bensin dan parkir bisa dihemat.
  • Masak sendiri karena lebih menghemat pengeluaran untuk membeli makanan.
  • Kurangi membeli makanan atau minuman kekinian, cuma dalam kondisi ini saja, kok.
  • Kurangi mengonsumsi rokok (untuk yang merokok).
  • Tahan berbelanja kebutuhan tersier. Jangan beli yang tidak penting-penting dulu.

Ada yang mau menambahkan tipnya?

Semua ini dikembalikan lagi pada hasil rapat rumah tangga masing-masing.

Cek kembali ketersedian tabungan atau dana darurat yang Anda miliki. Dilihat kebutuhannya.

Intinya, apa yang kita alami beberapa hari ke depan akan berbeda. Mari kita persiapkan dan rencanakan.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.